Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Rayakan 80 tahun perangi kelaparan, FAO gelar pameran global di Roma
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 03:44:34【Resep】816 orang sudah membaca
PerkenalanDirektur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) Qu Dongyu menyamp

Roma (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada Jumat (10/10) menggelar pameran global bertajuk "Dari Benih hingga Pangan" di Roma untuk merayakan delapan dekade kerja sama internasional dalam memerangi kelaparan dan mentransformasi sistem pertanian pangan.
Diadakan di Taman Porta Capena, di seberang kantor pusat FAO, acara tersebut menandai dimulainya perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 organisasi tersebut.
Dalam pidato pembukaan acara tersebut, Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu mengangakan bahwa setiap makanan dimulai dengan sesuatu yang kecil: sebuah benih, semaian, benih ikan atau materi genetik yang tumbuh menjadi beragam makanan yang menyehatkan umat manusia.
"Makanan bukan hanya tentang sains atau biologi, melainkan juga tentang manusia -- petani, nelayan, penggembala, ilmuwan, kaum muda, dan kaum perempuan yang tangan dan pikirannya memungkinkan makanan tersedia setiap hari," tuturnya.
Seremoni tersebut menarik perhatian para pemimpin dan pejabat dari seluruh dunia, termasuk Raja Lesotho Letsie III, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Rachmat Pambudy, Anggota Dewan Roma untuk Pertanian, Lingkungan dan Limbah Sabrina Alfonsi, serta Perwakilan Tetap Italia untuk Badan PBB di Roma, Duta Besar Bruno Archi.
Raja Letsie III menyebut pameran tersebut sebagai "platform unik" yang memamerkan warisan dan inovasi pertanian. "Perjalanan makanan, dari benih terkecil hingga hidangan di meja makan kita, menceringakan kisah kelangsungan hidup, ketahanan, dan kreativitas manusia," ujarnya.
Sementara itu, Rachmat Pambudy menekankan bahwa "di balik setiap butir beras atau sepotong buah terdapat tangan para petani yang layak mendapatkan rasa hormat dan pengakuan atas kerja keras mereka."
Mengubah Taman Porta Capena menjadi galeri terbuka, pameran tersebut memandu para pengunjung melalui paviliun regional dan inovasi yang menyoroti praktik pertanian konvensional dan teknologi modern, dari replika Gudang Benih Global Svalbard (Svalbard Global Seed Vault) hingga rumah kaca hidroponik dan drone pertanian. Jalan setapak kayu yang menggunakan kayu pinus hasil pemanfaatan ulang, yang dirancang untuk melindungi akar pohon berusia berabad-abad, akan tetap berada di taman itu sebagai warisan Kota Roma.
Dalam sesi wawancara dengan Xinhua, Chikelu Mba, wakil direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman FAO, menuturkan bahwa pameran tersebut berfungsi sebagai refleksi dan ajakan untuk bertindak.
"Kami memiliki tujuan untuk mengkaji kemajuan yang telah dicapai dalam memerangi kerawanan pangan dan malanutrisi selama 80 tahun terakhir, dan menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," ujarnya.
Mba menggarisbawahi perlunya kemitraan global yang lebih kuat agar inovasi pertanian dapat diakses oleh semua orang.
"Semua orang memiliki peran untuk dimainkan, mulai dari pemerintah dan sektor swasta hingga masyarakat sipil dan akademisi. Solusinya tersedia, tapi harus menjangkau semua orang jika kita ingin benar-benar ngak meninggalkan siapa pun," imbuhnya.

Mba mencatat bahwa direktur jenderal FAO kerap menyoroti pengalaman China sebagai model berharga bagi negara-negara berkembang lainnya.
"Hanya 40 tahun yang lalu, China menghadapi kerawanan pangan dan malanutrisi," kata Mba.
"Keberhasilannya dalam mengangkat ratusan juta orang keluar dari kemiskinan dan kelaparan merupakan contoh nyata yang dapat direplikasi melalui kerja sama Selatan-Selatan dan kerja sama segitiga," imbuhnya.
Berlangsung bersamaan dengan Forum Pangan Dunia kelima dan menjelang Hari Pangan Sedunia 2025, pameran bertajuk "Dari Benih hingga Pangan" ini menggarisbawahi komitmen jangka panjang FAO untuk mendorong "produksi, nutrisi, lingkungan, dan kehidupan yang lebih baik," kata Mba.
"Saat kita merayakan 80 tahun FAO, kita diingatkan bahwa setiap benih menyimpan janji masa depan yang lebih baik," imbuh Qu.
Suka(4289)
Artikel Terkait
- Bupati Banyumas: Gebyar Pendidikan Non
- BPOM dukung Kemenbud majukan kebudayaan lewat keanekaragaman hayati
- Kontribusi Polri dalam setahun pemerintahan Prabowo
- Badan Gizi Nasional evaluasi program MBG Pamekasan setelah keracunan
- Menperin: Industri busana muslim RI tempati urutan pertama dunia
- Anggota Komisi IX DPR: MBG "senjata perang" pemerintah bangun masa depan
- Populer, menteri tiga kali ditegur Prabowo dan Museum Louvre ditutup
- Akademisi: Setahun pemerintahan Prabowo entas kemiskinan di Papua
- Benarkah naiknya suhu panas dorong orang konsumsi gula tambahan?
- Prabowo: Kasus keracunan MBG masih dalam batas ilmiah
Resep Populer
Rekomendasi

Kemendag catat nilai transaksi UMKM BISA Ekspor capai Rp1,8 triliun

Menyambut penerbang dari bumi utara

Akademisi: Setahun pemerintahan Prabowo entas kemiskinan di Papua

TNI AL benarkan satu pecatan prajurit terlibat penyekapan di Tangsel

Badan Gizi Nasional evaluasi program MBG Pamekasan setelah keracunan

Apa itu perayaan Diwali yang disebut dengan Festival Cahaya?

Apa itu perayaan Diwali yang disebut dengan Festival Cahaya?

Program MBG serap ribuan tenaga kerja lokal di Kota Serang